Pantau.Online
Nur Hidayat (20) merupakan salah satu penumpang selamat saat kapal penyeberangan tenggelam di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menewaskan 15 orang lainnya. Hidayat mengatakan penumpang mulai panik saat melihat air masuk ke dalam kapal.
Hidayat menceritakan peristiwa nahas itu bermula saat penumpang berdesak-desakan menaiki kapal penyeberangan Lakorus, Mawasangka Tengah, Minggu (22/7) malam. Meski dalam kondisi muatan berlebih, kapal tetap memaksakan untuk menyeberang menuju Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur.
"Penumpang naik ramai-ramai di kapal dan kemudian jalan menuju Lagili," ujar Hidayat, Selasa (25/7/2023).
Tidak lama kemudian saat kapal melewati sebuah keramba apung tiba-tiba mesin kapal dimatikan. Hal itu dilakukan dengan alasan agar kapal tidak terkena tali keramba.
Hidayat menceritakan peristiwa nahas itu bermula saat penumpang berdesak-desakan menaiki kapal penyeberangan Lakorus, Mawasangka Tengah, Minggu (22/7) malam. Meski dalam kondisi muatan berlebih, kapal tetap memaksakan untuk menyeberang menuju Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur.
"Penumpang naik ramai-ramai di kapal dan kemudian jalan menuju Lagili," ujar Hidayat, Selasa (25/7/2023).
Tidak lama kemudian saat kapal melewati sebuah keramba apung tiba-tiba mesin kapal dimatikan. Hal itu dilakukan dengan alasan agar kapal tidak terkena tali keramba.
"Mesin kapal dimatikan karena takut nanti baling-balingnya kena tali keramba apung," ujar dia.
Namun penumpang yang kebanyakan duduk di depan kapal seketika panik melihat air masuk ke dalam kapal. Bahkan moncong kapal memutar mengarah ke Desa Lanto, Mawasangka Tengah saat mesin dimatikan.
"Di situ air sudah mulai masuk di kapal sebelah kiri, karena kapalnya kan dua (dirapatkan)," ungkapnya.
"Air itu masuk ke kapal dan buat penumpang panik, kapal langsung terbalik ke kiri," sambungnya.
Mesin kapal sempat dinyalakan dengan maksud melanjutkan perjalanan menuju Desa Lagili. Namun karena situasi kapal yang sudah mulai tenggelam karena kemasukan air membuat penumpang yang berada di kapal sontak melompat ke laut.
"Di situ air sudah mulai masuk di kapal sebelah kiri, karena kapalnya kan dua (dirapatkan)," ungkapnya.
"Air itu masuk ke kapal dan buat penumpang panik, kapal langsung terbalik ke kiri," sambungnya.
Mesin kapal sempat dinyalakan dengan maksud melanjutkan perjalanan menuju Desa Lagili. Namun karena situasi kapal yang sudah mulai tenggelam karena kemasukan air membuat penumpang yang berada di kapal sontak melompat ke laut.
"Pas mau mengarah ke Lagili air sudah masuk air banyak ke dalam kapal, sudah mulai tenggelam perahu kiri dan orang-orang melompat," ujarnya.
Parahnya lagi, kapal yang langsung terbalik ke arah kiri menimpa penumpang yang sempat lompat. Akibatnya penumpang tertimpa kayu kapal.
"Ada warga yang melompat dan kepalanya terkena kayu kapal (saat terbalik). Kapal mulai tenggelam itu sekitar pukul 00.05 Wita," ujarnya.
Para penumpang yang sudah berada dalam air sempat berusaha menyelamatkan diri dengan meraih badan kapal yang terbalik. Akan tetapi banyaknya warga yang meraih kapal, membuat badan kapal kembali terbalik ke posisi semula dengan kondisi tenggelam.
"Di situ sudah banyak orang minta tolong, saya sama yang lain berenang ke tepi pantai untuk mencari bantuan," paparnya.
Hidayat mengaku melihat sebuah perahu lantas menggunakannya untuk menyelamatkan sejumlah penumpang. Karena kapasitas perahu kecil membuat dirinya memutuskan meminta bantuan.
"Saya ambil perahu baru kembali ke kapal buat bantu warga dan yang lain mereka naik ke gunung kabari orang-orang tua," ujarnya.
Warga yang mengetahui kejadian itu lalu berbondong-bondong membantu para korban. Korban lalu dievakuasi menggunakan kapal nelayan setempat. Hidayat mengatakan ada beberapa korban yang tenggelam ke dasar laut.
"Ada sekitar 4 orang yang tenggelam dan bisa diangkat setelah diselamatkan sama warga," ujarnya.
Setelah proses evakuasi yang memakan waktu hingga sekitar pukul 01.00 Wita, korban lalu dibawa ke darat. Sebanyak 15 korban tewas lalu dievakuasi ke puskesmas setempat. Sementara 33 penumpang lainnya dinyatakan selamat.
Sumber : Detik.Com
"Ada warga yang melompat dan kepalanya terkena kayu kapal (saat terbalik). Kapal mulai tenggelam itu sekitar pukul 00.05 Wita," ujarnya.
Para penumpang yang sudah berada dalam air sempat berusaha menyelamatkan diri dengan meraih badan kapal yang terbalik. Akan tetapi banyaknya warga yang meraih kapal, membuat badan kapal kembali terbalik ke posisi semula dengan kondisi tenggelam.
"Di situ sudah banyak orang minta tolong, saya sama yang lain berenang ke tepi pantai untuk mencari bantuan," paparnya.
Hidayat mengaku melihat sebuah perahu lantas menggunakannya untuk menyelamatkan sejumlah penumpang. Karena kapasitas perahu kecil membuat dirinya memutuskan meminta bantuan.
"Saya ambil perahu baru kembali ke kapal buat bantu warga dan yang lain mereka naik ke gunung kabari orang-orang tua," ujarnya.
Warga yang mengetahui kejadian itu lalu berbondong-bondong membantu para korban. Korban lalu dievakuasi menggunakan kapal nelayan setempat. Hidayat mengatakan ada beberapa korban yang tenggelam ke dasar laut.
"Ada sekitar 4 orang yang tenggelam dan bisa diangkat setelah diselamatkan sama warga," ujarnya.
Setelah proses evakuasi yang memakan waktu hingga sekitar pukul 01.00 Wita, korban lalu dibawa ke darat. Sebanyak 15 korban tewas lalu dievakuasi ke puskesmas setempat. Sementara 33 penumpang lainnya dinyatakan selamat.
Sumber : Detik.Com