JAKARTA, pantau.online - Aktivis 1998, Rahmat Pulungan, menilai kehadiran Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo jangan dimaknai secara sempit sebagai dinasti politik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rahmat mengatakan kehadiran Gibran merupakan bagian dari visi Jokowi melanjutkan pembangunan.
"Kehadiran Gibran menjadi bakal cawapres mendampingi Prabowo jangan dilihat secara sempit sebagai wujud dinasti politik. Gibran adalah bagian dari konsepsi besar Jokowi untuk keberlanjutan dan percepatan pembangunan Indonesia," kata Rahmat kepada wartawan, Jumat (27/10/2023).
Rahmat memaknai kehadiran Gibran sebagai ijtihad politik Jokowi. Menurut Rahmat, Jokowi berpikir panjang untuk kemajuan Indonesia.
"Bagi saya, Gibran itu adalah hasil ijtihad politik Jokowi. Bagian dari pemikiran mendalam dan sungguh-sungguh Jokowi demi kemaslahatan dan kemajuan bangsa. Gibran memiliki integritas sehingga dipercaya untuk mengawal dan melanjutkan program Jokowi," ujar Rahmat.
Dia menjelaskan rumus ijtihad itu sederhana. Dia mengutip pernyataan Imam Asy-Syafii yang menyatakan bahwa ijtihad itu jika salah hanya dapat satu pahala dan kalau benar mendapat dua pahala.
"Dampak dari program Jokowi yang begitu banyak ini tidak akan terasa dalam jangka waktu dekat. Membutuhkan waktu lama, di atas 20 tahun sehingga perlu pendampingan agar berjalan cepat dan tidak mengalami pengulangan," imbuh Rahmat.
Rahmat mengatakan Jokowi merupakan presiden yang sangat memahami peta masalah Indonesia. Sehingga, kata dia, setiap tindakan Jokowi mengandung solusi atas setiap permasalahan nasional.
"Oleh karena itu saya memandang bahwa Gibran itu adalah ijtihad politik Jokowi. Ada gagasan besar dan kuat yang melatarbelakangi ijtihad tersebut. Inilah mestinya didalami dan menjadi bahan diskusi kita semua," ujar Rahmat.
Sumber: detik.com