Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kenapa Warren Buffett Malah Pesta Saat saham anjlok?

Selasa, 31 Oktober 2023 | Oktober 31, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-31T03:29:30Z


 Jakarta, pantau Online - Indeks pasar saham Amerika Serikat (AS) S&P 500 turun hingga 10% dari level tertinggi selama 2023 alias resmi mengalami koreksi teknikal. Ini seiring investor khawatir soal suku bunga tinggi, risiko geopolitik, hingga kinerja keuangan perusahaan yang kurang solid.

Pasar saham AS sempat melonjak dalam tujuh bulan pertama tahun ini, didorong oleh antusiasme terhadap kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan optimisme bahwa bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) mendekati akhir kampanyenya untuk mengerek suku bunga.

Namun, indeks S&P 500 kini berada di jalur penurunan selama tiga bulan berturut-turut, yang merupakan penurunan bulanan terpanjang sejak merebaknya pandemi virus corona pada awal 2020.

Bursa sudah membaik dengan menguat pada perdagangan Senin (30/10/2023). Indeks Dow Jones ditutup menguat 1,58% ke posisi 32.928,96 yang merupakan penguatan terbesar sejak 2 Juni 2023.

Indeks S&P terbang 1,2% ke 4.166,82 yang menjadi kinerja trbaiknya sejak akhir Agustus lalu. Indeks Nasdaq juga melesat 1,16% ke 12.789,48.

Pergerakan ini terjadi setelah S&P 500 jatuh ke wilayah koreksi minggu lalu. Indeks saham AS secara keseluruhan turun 2,5% untuk pekan ini dan masih terkoreksi 10,6% dari level tertingginya pada tahun ini. Koreksi juga terlihat sebesar 4% pada Oktober, seiring dengan kinerja negatif ketiga berturut-turut secara bulanan yang akan menjadi bulan pertama berturut-turut sejak tahun 2020 ketika pandemi melanda.

Kombinasi beberapa faktor telah mendorong pasar melemah secara bertahap, yang terbesar adalah kekhawatiran pasar soal The Fed yang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama untuk mengendalikan inflasi.

Hal itu telah meningkatkan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS alias US Treasury, dengan yield obligasi bertenor 10 tahun menyentuh level tertinggi dalam 16 tahun pada awal minggu lalu.

Tekanan dari suku bunga diperburuk dengan pecahnya perang antara Israel dan Hamas di Gaza, yang mendorong perpindahan ke aset-aset yang dianggap sebagai safe-haven seperti emas dan franc Swiss.

Sejumlah kinerja keuangan kuartal III-2023 yang kurang memuaskan perusahaan raksasa AS turut menambah suasana negatif di kalangan investor meskipun faktanya laba secara keseluruhan cukup kuat.

Saham induk Google, Alphabet, turun hampir 10 persen pada Rabu pekan lalu setelah sedikit meleset dari perkiraan pendapatan analis. Sedangkan, perusahaan yang melampaui ekspektasi, seperti Microsoft, hanya menikmati sedikit kenaikan harga saham.

Secara umum, pasar saham global sedang tertekan akhir-akhir ini, terutama selama sebulan belakangan.

Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 3,64% sepanjang sebulan terakhir. Dari daratan eropa, indeks FTSE 100 London merosot 2,92% dan Dax Frankfurt ambles 3,67%.

Petuah Buffett

Kekhawatiran soal koreksi 10% S&P 500, yang menandakan potensi pelemahan pasar saham AS-yang berpotensi menjalar ke seluruh dunia--tidaklah menjadi masalah apabila kita menyimak prinsip berinvestasi dari investor legendaris Warren Buffett.

Warren Buffett, yang sempat belajar di Columbia University di bawah bimbingan bapak value investing Benjamin Graham, berpendapat, investor sebaiknya hanya fokus pada horizon investasi jangka panjang, mengabaikan gejolak di pasar, dan menghindari penjualan panik.

"Saya tahu apa yang akan terjadi di pasar dalam jangka waktu yang lama - Pasar akan naik. Tapi dalam hal apa yang akan terjadi dalam sehari, atau seminggu, atau sebulan, atau bahkan setahun, saya tidak pernah merasa mengetahuinya, dan saya tidak pernah merasa itu penting," kata Buffett dalam wawancara dengan CNBC International pada 2016 silam.

"Menurut saya, dalam 10, 20, atau 30 tahun, harga saham akan jauh lebih tinggi dibandingkan sekarang," imbuhnya.

CEO Berkshire Hathaway tersebut memang kerap memandang kepemilikan sahamnya sebagai bisnis kecil.

Maksudnya begini. Sebelum pria yang kerap dijuluki Oracle of Omaha ini membeli suatu saham, dirinya berusaha terlebih dahulu memahami valuasi intrinsik suatu aset, yang merupakan nilai diskon saat ini dari kas yang dihasilkan suatu bisnis di masa depan.

Buffett percaya, ketika terjadi penjualan emosional di pasar, hal itu menawarkan peluang baginya untuk mencari barang murah.

"Setiap kali saham turun, menurut saya, saya menyukainya karena saya adalah pembeli bersih saham. Saya telah membeli saham sejak saya berusia 11 tahun. Jadi ketika saham turun, itu kabar baik. Sama seperti ketika hamburger turun, itu adalah kabar baik atau Coca-Cola," akunya.

Perusahaan konglomerat yang dinakhodai Buffett, Berkshire, memiliki beragam bisnis mapan, mulai dari asuransi Geico hingga BNSF Railway.

Perusahaan raksasa ini kini memiliki aset (properti, pabrik, dan utilitas) AS dengan jumlah terbesar dibandingkan perusahaan lain mana pun di negara tersebut.

Ikon investasi itu tetap percaya pada impian Amerika alias American dream, dan bahkan di hari-hari paling suram akibat pandemi Covid-19, Buffett mengingatkan investor untuk "jangan pernah bertaruh melawan Amerika".

"Bisnis Amerika akan berkembang dengan baik seiring berjalannya waktu dan hanya akan terjadi pada abad ke-20. Saham naik dari Dow Average 66 menjadi 11,497," kata Buffett.

"Anda mengalami dua perang dunia dan Anda mengalami great depression, epidemi flu, dan sebagainya. Bisnis Amerika akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu... satu-satunya orang yang dapat menyebabkan Anda mendapatkan hasil buruk dalam saham adalah diri Anda sendiri," jelasnya.

Buffett membeli saham pertamanya - Cities Service Preferred - ketika dia berusia 11 tahun. Dia ingat, serangan terhadap Pearl Harbor baru saja terjadi beberapa bulan sebelumnya.

"Merupakan kesalahan besar untuk membeli atau menjual saham berdasarkan apa yang Anda pikir akan dilakukan bisnis bulan depan atau tahun depan, bahkan tahun depan," ujar Buffett.




Sumber: cnbcindonesia.com


×
Berita Terbaru Update