Jakarta, Pantau Online - Indonesia memiliki kekayaan energi baru terbarukan (EBT) yang bisa menjadi alternatif pengganti energi fosil dan lebih rendah emisi. Sayangnya, penggunaan energi baru terbarukan belum cukup masif karena harganya dinilai masih mahal dan belum stabil.
Sekretaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan kapasitas EBT di Indonesia baru dimanfaatkan sebesar 12%, dan masih banyak potensi yang bisa digali ke depannya.
"Kami akan koordinasi dengan seluruh kementerian dimana DEN anggotanya ada 7 kementerian yang dipimpin Presiden dan Wakil Presiden. Kami bisa koordinasikan untuk meningkatkan EBT kita," ujar Djoko dalam Road to CNBC Indonesia Awards 'Best Energy Companies, Selasa (31/10/2023).
Yang penting ke depannya, menurut dia adalah konsistensi dari PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dalam produksi listriknya, Dengan potensi yang besar dan pemanfaatan baru di kisaran 12% maka masih banyak yang bisa dimanfaatkan.
Dia menambahkan dalam Grand Strategi Energi Nasional untuk meningkatkan ketahanan energi, pemerintah berencana mengembangkan pembangkit berbasis energi baru terbarukan. Dengan begitu, Indonesia tidak lagi bergantung pada energi fosil.
Dalam rencana tersebut, PLN akan melelang 170 titik pembangkit EBT dengan kombinasi gas dan pembangunan RUPTL yang bersifat 'green'.
"Artinya kita bangun tenaga surya, air, panas bumi, tenaga laut nanti ke depannya, dan sebagainya," kata Djoko.
Sumber: cnbcindonesia.com