Jakarta, Pantau Online - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada para pejabat seluruh Kepala Daerah di Istana Negara, Senin (30/10/2023). Ia mewanti-wanti agar mewaspadai dampak perang yang terjadi di sejumlah negara.
"Kemudian perang, kita sudah pusing dengan yang namanya perang di Ukraina belum rampung, belum jelas kapan selesai tambah lagi perang Hamas dan Israel," kata Jokowi dalam sambutannya.
Ia bercerita dampak perang Rusia dan Ukraina terhadap sektor pangan hingga membuat 207 juta ton ekspor gandum mandek di kedua negara itu. Akibatnya, harga bahan baku tepung ini meroket di berbagai negara.
"Waktu saya bertemu saat itu tahun lalu bertemu Presiden Ukraina Zelenski saya bicara 2,5 jam beliau sampaikan stop gandum di Ukraina 77 juta ton berhenti. Saya pindah bertemu Presiden Putin selama 3 jam cerita lagi 130 juta ton berhenti di Rusia, artinya 2 negara saja 207 juta ton pangan berhenti di sana," kata Jokowi.
"Akhirnya harga gandum naik tinggi sekali, akhirnya banyak negara yang tidak menjangkau harganya, kelaparan, kurang makan, termasuk di Eropa," kata Jokowi.
Ditambah lagi saat ini perang Israel dan Hamas di Gaza. Menurut Jokowi perang ini juga bisa berdampak pada Indonesia jika eskalasi perangnya meluas hingga berbagai negara.
"Kalau perang ini meluas melibatkan Hizbullah di Lebanon, melibatkan Suriah, melibatkan Iran, semuanya masuk ingin saling bantu membantu yang terjadi adalah kenaikan harga minyak. Ini akan yang mengakibatkan semua negara akan pusing," kata Jokowi.
Namun menurut Jokowi dari eskalasi perang yang terjadi di Gaza belum meluas, sehingga kenaikan harga minyak Brent belum terlalu tinggi.
Meski masih harus diperhatikan, ketika ada kenaikan harga minyak mentah tentunya akan mengerek harga BBM, Sehingga inflasi pun akan naik. Pada akhirnya membuat harga barang dan jasa pun akan melonjak.
Sumber: cnbcindonesia.com