Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

3 Hari Anjlok Rupiah Bisakah Kuat?

Jumat, 10 November 2023 | November 10, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-10T02:11:31Z


 Jakarta, Pantau Online - Rupiah kembali bergerak melemah tiga hari berturut-turut melawan dolar gara-gara China dan Amerika Serikat (AS). Akankah hari ini ada pembalikan arah?

Melansir Refinitiv, nilai tukar rupiah akhirnya rupiah ditutup di angka Rp15.650/US$ atau melemah 0,03% pada akhir perdagangan Kamis (9/11/2023). Hal ini merupakan pelemahan yang terjadi sepanjang tiga hari beruntun sejak 7 November 2023.

Salah satu tekanan terhadap rupiah datang dari Negara China yang merupakan mitra dagang Indonesia. China mencatat deflasi 0,2% (year on year/yoy) pada Oktober 2023, dibandingkan dengan angka yang datar pada bulan sebelumnya dan perkiraan pasar yang turun sebesar 0,1%, menunjukkan bahwa berbagai langkah stimulus dari China tidak memberikan banyak manfaat dalam merangsang pengeluaran secara keseluruhan.

Selain itu, nada hawkish kembali mencuat dari the Fed pasca pidato Jerome Powell semalam. Perlu diwaspadai ini bisa menjadi pukulan bagi rupiah hari ini.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara pada Konferensi Riset Tahunan Jacques Polak ke-24 di Washington, DC pada panel yang mengeksplorasi tantangan moneter dalam perekonomian global.

Panelis yang bergabung dengan Powell termasuk Gita Gopinath, wakil direktur pelaksana pertama di IMF; Kenneth Rogoff, ketua ekonomi internasional Maurits C. Boas di Universitas Harvard, dan Amir Yaron, gubernur Bank Israel.

Dalam acara tersebut, Powell mengatakan dalam pidatonya di hadapan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington DC, bahwa masih banyak upaya yang perlu dilakukan dalam upaya melawan tingginya harga minyak.

"Komite Pasar Terbuka Federal berkomitmen untuk mencapai kebijakan moneter yang cukup ketat untuk menurunkan inflasi hingga 2% seiring berjalannya waktu, kami tidak yakin bahwa kami telah mencapai sikap seperti itu," tutur Powell, dikutip dari CNBC International.

Lebih labjut Powell juga mengatakan jika diperlukan pengetatan kebijakan lebih lanjut, tidak akan ragu untuk melakukannya. "Namun, kami akan terus bergerak dengan hati-hati, sehingga memungkinkan kami mengatasi risiko disesatkan oleh data beberapa bulan yang bagus, dan risiko pengetatan yang berlebihan. Kebijakan moneter secara umum berjalan sesuai dengan apa yang kita pikirkan," katanya.

Oleh karena itu, pasar sebagian besar yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga.

Pidato tersebut Powell sampaikan ketika inflasi masih jauh di atas target jangka panjang The Fed meskipun sudah jauh di bawah tingkat puncaknya pada paruh pertama tahun 2022 yang sempat menyentuh level 9,1% (yoy) pada Juni 2022

Pernyataan Powell yang cenderung hawkish ini langsing membuat indeks dolar kembali menguat tajam ke 105,593 pada perdagangan kemarin, dari 105,542 pada hari sebelumnya.

Pernyataan Powell dan kenaikan indeks dolar AS menjadi alarm bahaya bagi pasar keuangan Indonesia sehingga IHSG, rupiah, dan SBN akan tertekan dan berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini.

Pernyataan tersebut dikhawatirkan bisa kembali memicu 'badai' capital outflow dari Emerging Markets, seperti Indonesia. Padahal, pasar keuangan Indonesia belum sepenuhnya pulih dari tekanan outflow.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah kembali bergerak dalam tren sideways pasca terjadi penguatan signifikan  beberapa hari yang lalu. Saat ini rupiah sedang menguji garis rata-rata selama 20 jam dan 50 jam atau moving average (MA) 20 dan  50.

Apabila level saat ini kembali menembus ke atas atau melemah ada potensi akan menguji resistance terdekat ke garis MA selanjutnya yaitu MA100 ke posisi Rp15.690/US$. 

Di lain sisi, pelaku pasar juga perlu mencermati ada garis support di Rp15.590/US$ yang diambil dari garis horizontal berdasarkan low candle 5 November 2023 sebagai target penguatan terdekat. 

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS





Sumber: cnbcindonesia.com

×
Berita Terbaru Update