Jakarta, Pantau Online - Saham emiten pulp & kertas, terutama duo emiten kertas Grup Sinarmas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), turun tajam akhir-akhir ini seiring kinerja jeblok. Namun, outlook sektor tersebut cenderung menarik.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham INKP ambles 20,05% dalam sebulan dan TKIM anjlok 14,64%.
Penurunan kedua saham tersebut disebabkan jebloknya kinerja keuangan per kuartal III-2023. Melansir laporan keuangan kuartal III-2023, INKP mencatatkan penurunan laba 50% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi US$ 320,88 juta atau sekitar Rp 5,13 triliun.
Amblesnya laba INKP disebabkan oleh pendapatan yang turun 10% menjadi US$ 2,69 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Mirip dengan INKP, laba TKIM juga turun 61,16% YoY menjadi US$134,08 juta (Rp2,08 triliun) per kuartal III tahun ini. Pendapatan bersih TKIM juga merosot 8,22% secara YoY menjadi US$812,64 juta (Rp12,6 triliun) selama 9 bulan di 2023.
Secara umum, INKP merupakan pemain utama di bidang industri pulp dan kertas. Kapasitas total tahunan yang mencapai 7,06 juta metrik ton.
Sebagai anak perusahaan grup APP (Asia Pulp & Paper) yang menguasai pangsa pasar dominan 50-60% di dalam negeri, INKP memiliki keunggulan kompetitif, diperkuat oleh kekuatan harga alias pricing power yang besar.
Penurunan harga pulp acuan global (baik kayu lunak/BSK dan kayu keras/BHK) saat ini memang menekan harga jual INKP.
Namun, harga produk pulp dan kertas berpotensi pulih ke depan, didorong oleh pertumbuhan ekonomi di Asia (khususnya China yang tengah menggodok stimulus) yang tentunya akan meningkat menguntungkan INKP, yang tujuan ekspor utamanya adalah negara-negara Asia.
Menurut RHB, 9 November 2023, pemulihan ekonomi China akan meningkatkan permintaan pulp dalam 6-12 bulan.
Pengiriman pulp global naik 6,9% YoY di September menjadi 5,1 juta ton, lebih tinggi dibandingkan September 2022 yang sebesar 4,8 juta ton atau naik 6,4% MoM.
Permintaan China yang kuat dan waktu henti kapasitas yang lebih tinggi pada paruh kedua 2023 menyebabkan penurunan hari persediaan (inventory days) yang signifikan.
Penurunan hari persediaan BHK yang signifikan adalah terutama disebabkan oleh pertumbuhan permintaan yang konsisten di China, ditambah dengan waktu henti kapasitas yang membatasi pasokan pulp.
Outlook Industri Pulp & Kertas
Pangsa pasar industri bubur kertas (pulp) dan kertas global diperkirakan tumbuh 1,07% mencapai US$387,54 miliar atau sekitar Rp6.058,2 triliun pada 2023 dari US$348,32 miliar di tahun sebelumnya. Angka ini didasari perhitungan compound annual growth rate (CAGR).
PT Kredit Rating Indonesia (KRI) melihat outlook positif tersebut didorong meningkatnya permintaan terhadap produk pulp and paper secara global. Mengingat, dengan adanya perdagangan online, kemasan dari kertas makin banyak digunakan untuk distribusi.
Selain itu, kampanye pelestarian lingkungan mendukung produk-produk dari kertas yang lebih mudah terurai secara alami untuk digunakan untuk menggantikan produk berbahan plastik, dan lainnya.
Rating Analyst PT Kredit Rating Indonesia (KRI), Achmad Sudjatmiko menjabarkan, berdasarkan volume, konsumsi pulp yang digunakan untuk menghasilkan kertas printing dan writing, serta kertas kemasan, diprediksi meningkat dari 408 juta metrik ton di tahun 2021 menjadi 476 jutametrik ton di tahun 2032.
"Dengan packaging paper (kertas kemasan)diestimasikan mendominasi penggunaan pulp tersebut," jelas Achmad dalam keterangan tertulis, Kamis, (5/10/2023).
Berdasarkan riset dari PT Kredit Rating Indonesia (KRI),meski pasokan pulp masih lebih tinggi dibandingkan konsumsi pulp dunia, namun pertumbuhan kapasitas produksi pulp terlihat melambat sejak tahun 2017.
Pada periode tahun 2017 - 2019 pertumbuhan kapasitas produksi pulp secara global hanya bertambah rata-rata 1,2 juta metrikton per tahun, dan di tahun 2020 - 2021 pertumbuhan kapasitas produksi pulp global hanya tumbuh rata-rata 2 juta metrik ton per tahun.
Pertumbuhan kapasitas produksi yang melambat dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Hal ini menimbulkan naiknya tingkat rata-rata operating rate meningkat dari 90% menjadi 91% di tahun 2026.
Sedangkan dari sisi harga pulp dunia saat ini sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah sebelumnya turun ke level terendah yaitu di CNY4.782 per ton di bulan Juni 2023. Hal ini dipicu kelebihan pasokan terutama di wilayah Amerika Utara dan Eropa.
Sumber: cnbcindonesia.com