Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Widih!!! Ini dia Penguasa Bursa Baru di Asia, Jepang & Cina Lewat

Selasa, 07 November 2023 | November 07, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-07T01:11:22Z


 Jakarta, Pantau Online - Bursa Asia secara mayoritas kembali ditutup cerah bergairah pada perdagangan Senin (6/11/2023) kemarin, dengan indeks KOSPI Korea Selatan memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik kemarin.

Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks KOSPI Korea Selatan ditutup melesat nyaris 6% atau lebih tepatnya melejit 5,66%. Bahkan dalam sepekan terakhir saja, KOSPI Korea Selatan juga menjadi yang paling besar penguatannya yakni mencapai 7,94%.

Sedangkan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) pada penutupan perdagangan kemarin kembali melesat 1,33% ke posisi 6.878,84. IHSG pun makin mendekati level psikologis 6.900. Dalam sepekan terakhir, IHSG melonjak 1,78%.

Namun sayangnya, indeks SETi Thailand menjadi bursa saham yang terkoreksi sendiri kemarin yakni turun 0,18%. Meski begitu, indeks SETi masih melonjak 1,55% dalam sepekan terakhir.

KOSPI yang menjadi juara kemarin disebabkan karena adanya pemberlakuan kembali larangan perdagangan short selling. Sebelumnya pada Minggu waktu setempat, Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan mengatakan bahwa short selling baru akan dilarang untuk pasar ekuitas mulai Senin hingga akhir Juni 2024.

Langkah ini dilakukan menjelang pemilihan umum Majelis Nasional di Korea Selatan pada April 2024, di mana persepsi masyarakat terhadap short selling masih sangat negatif.

Beberapa anggota parlemen dari partai yang berkuasa mendesak pemerintah untuk menghentikan sementara aksi short selling saham sebagai tanggapan atas tuntutan investor ritel, yang telah melakukan protes terhadap praktik tersebut. Kebanyakan short selling di Korea Selatan dilakukan oleh investor institusi.


"Larangan terbaru ini tidak biasa karena pihak berwenang secara komprehensif melarang short sell pada saat tidak ada krisis keuangan," kata Huh Jae-Hwan , analis di Eugene Investment & Securities.

Pihak berwenang juga akan mengupayakan sanksi yang lebih keras terhadap aktivitas short selling ilegal. Mereka akan terus menyelidiki transaksi short selling oleh bank-bank global dengan memperkenalkan tim investigasi khusus pada Senin kemarin.

Sebagai informasi, short selling adalah suatu instrumen dimana seseorang boleh dulu menjual sahamnya yang belum dimiliki oleh si investor. Ini adalah strategi perdagangan saham yang dilakukan dengan berspekulasi pada penurunan harga saham.

Adapun Korea Selatan mulai mengizinkan short selling di pasar saham pada Mei 2021, sambil tetap mempertahankan larangan yang diberlakukan selama pandemi untuk lebih dari 2.000 saham.

Di lain sisi, optimisme pasar akan melunaknya sikap bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) dan mendinginnya data tenaga kerja AS membuat bursa Asia kembali bergairah.

Pasar tenaga kerja AS mulai mendingin. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya tingkat pengangguran serta melambatnya penciptaan lapangan kerja di sektor non-pertanian (non-farm payrolls/NFP).

Data tenaga kerja yang memburuk ini menjadi kabar baik bagi dunia karena mencerminkan inflasi yang melambat sehingga memungkinkan The Fed melunak.

NFP AS meningkat sebesar 150.000 pada bulan tersebut, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Jumat pekan lalu. Data ini lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan konsensus Dow Jones yang memperkirakan kenaikan sebesar 170.000, dikutip dari CNBC International.

Sedangkan untuk tingkat pengangguran AS juga naik menjadi 3,9% pada Oktober lalu. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan proyeksi pasar dan bertentangan dengan ekspektasi bahwa angka tersebut akan tetap stabil di 3,8%.

Bagi The Fed, penciptaan lapangan kerja yang relatif tenang ditambah dengan kenaikan upah yang hampir sesuai dengan ekspektasi menambah skenario di mana bank sentral tidak perlu melakukan apa pun.

Pemerintah AS dapat terus membiarkan data mengalir, tanpa harus mengubah suku bunga saat mereka mengevaluasi dampak dari 11 kenaikan suku bunga sebelumnya.

The Fed mengumumkan bahwa suku bunga ditahan di level 5,25-5,50%. Kendati demikian, Powell tidak menutup kemungkinan adanya kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember nanti.




Sumber: cnbcindonesia.com

×
Berita Terbaru Update